Sumber : www.bundapedia.com
Bercanda dengan anak ialah peristiwa yang membahagiakan, sekalian dapat memperkuat bonding antara anak dan orangtua. Hal itu nanti akan tingkatkan suasana hati anak jadi lebih berbahagia. Tetapi, jadi orang tua harus juga memahami jika ada banyak tipe bergurauan yang malah menghancurkan psikis anak dan akan memberi trauma untuk mereka. Karena itu, penting untuk pilih kata yang pas supaya tidak menghancurkan psikis anak.
Memiliki anak yang dekat sama orangtua ialah awalan yang baik untuk membuat watak anak. Salah satunya langkah yang umumnya dilaksanakan orangtua supaya makin dekat sama anaknya dengan ajaknya bergurau. Mam dan Dads dapat manfaatkan peristiwa ini supaya anak makin nyaman. Tetapi ingat ya Mam, jangan sekalipun melemparkan bergurauan berikut hanya karena akan membuat anak berasa down dan mempunyai potensi serang kesehatan moralnya!
1.Candaan yang menyentuh fisik anak. Tanpa sadar orangtua kerap melakukan karena dipandang lucu
Bercanda dengan bawa-bawa fisik anak itu tidak bailk lo Mam, Dads. Terkadang memang anak turut ketawa. Tetapi efeknya, bila beberapa temannya dengar karena itu mereka bisa menjadi bahan olokan yang membuat sakit hati. Misalkan ini, “Nak lubang hidungmu terlampau besar tuch, dapat digunakan buat colokan”. Kemungkinan anak akan ketawa, tetapi satu saat dia akan menghina rekan yang lubang hidungnya besar karena dipandang sebuah gurauan.
2.Candaan yang memiliki sifat menakut-nakuti dan memberikan ancaman anak. Tipe gurauan itu cuman akan membuat anak tumbuh jadi individu yang penakut
Sebenarnya saat ada orangtua yang saat anak menangis selalu ngomong, “Tidak boleh nangis terus kelak diamankan polisi lo”. Gurauan yang lain seperti, “Jika tidak mau nurut mama, kelak disuntik dokter lo”, sanggup menghancurkan psikis anak. Mereka akan condong jadi orang yang penakut saat dewasa kelak.
3.Candaan yang berkesan meremahkan anak. Tanpa sadar, mode orangtua yang kerap menyepelekan anak dan jadi bahan gurauan akan membuat jadi kurang optimis
Kemampuan anak memang berbeda. Orangtua harus ketahui hal itu dan tidak perlu memperbandingkan dengan anak yang lain. Janganlah sampai karena gurauan yang ujungnya memperbandingkan itu cuman akan membuat anak kurang optimis. Misalkan, “Sang Andi saja dapat dapat nilai 9 periode kamu tidak dapat”.
4.Candaan yang membuat anak berasa cemburu. Terkadang orangtua menggunakan gurauan itu untuk menguji berapa sayang anak pada orang tuanya
Di sela-sela waktu senggangnya, terkadang orangtua kerap ajak anak bergurau yang malah membuat anak berasa kecewa. Misalkan, “Kelak jika punyai adik, mama papah akan seringkali sama adik lo, kakak bersedih tidak?”. Walau cuman bergurau, tetapi hal itu dapat membuat anak berasa kecewa seakan sudah tidak penting kembali di mata orangtua. Contoh lain, “Jika tidak sayang sama mama, kelak mama diambil orang lo”.
Bercanda akan sangat membahagiakan saat di kecil makin berbahagia. Bukan justru berasa insecure dan jadikan beban. Beberapa orangtua semestinya dapat semakin arif untuk ajak anak bergurau dengan menghindar tipe gurauan yang telah Mamin sharing itu. Mudah-mudahan bermanfaat ya!