Pelindung Kekebalan Otak Berasal dari Sumber Tak Terduga: Tengkorak

Sistem kekebalan dan sistem saraf memiliki hubungan cinta-benci. Di satu sisi, perlindungan kekebalan sangat penting untuk melindungi otak dan jaringan saraf dari patogen dan mendorong regenerasi. Di sisi lain, bagaimanapun, sistem kekebalan yang terlalu aktif telah dikaitkan dengan peradangan yang tidak terkendali, menciptakan kondisi yang sempurna untuk perkembangan penyakit neurodegeneratif.

Rekomendasi Swab Test Jakarta

Penelitian baru telah mengungkapkan regulator seluler dari hubungan yang rumit ini: sel-sel kekebalan yang bermigrasi dari tengkorak.

“Lokasi sel-sel ini di tengkorak membuatnya relatif mudah diakses, dan membuka kemungkinan merancang terapi untuk mengubah perilaku sel-sel ini dan mengobati kondisi neuro-imun.”

Sebuah penelitian yang diterbitkan di mengungkapkan bahwa pelindung kekebalan ini berasal dari sumsum tulang tengkorak, masuk ke rongga tengkorak melalui saluran kecil di tulang. Sel-sel kekebalan yang diturunkan dari tengkorak ini jelas berbeda dari yang ada dalam sirkulasi yang lebih mungkin untuk mendorong peradangan dan penyakit autoimun.

“Ada kesenjangan dalam pengetahuan kami yang berlaku untuk hampir setiap penyakit neurologis: neuro-COVID, penyakit Alzheimer, multiple sclerosis, cedera otak, apa saja,” kata Fakultas Kedokteran Universitas Washington di St. Louis’ Jonathan Kipnis, senior penulis studi.

“Kami tahu sel-sel kekebalan terlibat dalam kondisi neurologis, tetapi dari mana asalnya? Apa yang kami temukan adalah bahwa ada sumber baru yang belum pernah dijelaskan sebelumnya untuk sel-sel ini,” kata Kipnis.

Kipnis dan rekan menemukan bahwa populasi sel imun bawaan yang disebut sel myeloid meningeal berasal dari sumsum tulang tengkorak dan tulang belakang, berjalan ke meninges melalui bagian mikroskopis di tulang. Dalam model hewan cedera otak traumatis dan multiple sclerosis, tim Kipnis menemukan bahwa sel-sel myeloid dari tengkorak adalah modulator respon imun, menjaga peradangan tetap terkendali. Namun, sel-sel kekebalan yang berasal dari darah sering mengirimkan kaskade inflamasi menjadi overdrive, meningkatkan risiko kerusakan jaringan saraf sensitif.

“Memahami dari mana sel-sel ini berasal dan bagaimana mereka berperilaku adalah bagian penting dalam memahami mekanisme dasar interaksi neuro-imun, sehingga kami dapat merancang pendekatan terapeutik baru untuk kondisi neurologis yang terkait dengan peradangan,” jelas Kipnis.

“Lokasi sel-sel ini di tengkorak membuatnya relatif mudah diakses, dan membuka kemungkinan merancang terapi untuk mengubah perilaku sel-sel ini dan mengobati kondisi neuro-imun.”

Sumber: Sains, Universitas Washington di St. Louis.

Swab Test Jakarta yang nyaman