Tantangan Pengembangan Wilayah Kerja Migas

Bagi para investor, tantangan terbesar untuk mengembangkan sebuah lokasi kerja (WK) migas Flow Meter SHM sejatinya terkait pada tingkat keekonomian dan risiko eksplorasi yang tersedia pada proyek tersebut.

Tingginya risiko eksplorasi dan disertai dengan keekonomian proyek yang kurang lumayan sanggup menyebabkan Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) berpikir lagi untuk lakukan eksplorasi demi mencari cadangan migas baru.

Sebagai contoh, keputusan BP Indonesia mengembalikan lokasi kerja di Blok West Aru I dan Blok West Aru II, Laut Arafura, Provinsi Maluku, pada 2016Perusahaan asal Inggris ini meraih hak pengelolaan blok eksplorasi berasal dari Pemerintah Indonesia pada 2011. Empat tahun berselang, sesudah BP Indonesia menunaikan prinsip eksplorasinya, perusahaan akhirnya mengembalikan blok migas yang dikelolanya kepada Pemerintah.

Manager Exploration BP Indonesia, Leonardus Tjahjadi mengatakan, pihaknya udah menyelesaikan prinsip tentu pada Blok West Aru I dan Blok West Aru II dan dilanjutkan dengan pengembalian kepada Pemerintah pada 2015 dan disetujui 2016. Setelah pengembalian, pihaknya mengaku tidak memiliki rencana tertentu di dalam pengembangan Blok West Aru I dan II.

“Hasil evaluasi kita menunjukkan lumayan banyak tantangan berasal dari segi tekhnis maupun komersial. Kami udah memenuhi seluruh prinsip tentu berasal dari ke dua lokasi kerja selanjutnya dengan lakukan akuisisi survei seismic 3D seluas 5,000 km2, yang merupakan keliru satu survei seismik terbesar di Indonesia hingga waktu ini,” ungkap Tjahjadi.

IPA Convex 2019

Seiring keperluan minyak mentah nasional yang konsisten meningkat, usaha menaikkan pasokan daya fosil melalui kesibukan eksplorasi menjadi perihal yang makin penting untuk segera dikerjakan. Di satu sisi, potensi cadangan migas Indonesia yang masih sangat besar dan sanggup dikembangkan, tetapi di sisi lain dibutuhkan perbaikan iklim investasi yang lebih menarik agar investor migas global bermaksud masuk ke Indonesia.

Terkait dengan topik eksplorasi dan eksploitasi migas, Indonesian Petroleum Association (IPA) bakal mengadakan lagi gelaran tahunan IPA Convention plus Exhibition 2019 (“IPA Convex 2019”) pada 4-6 September 2019, di Jakarta Convention Centre (JCC). Sejumlah pembicara baik berasal dari di dalam maupun luar negeri bakal ada untuk membicarakan berkenaan topik di atas.

Tak hanya itu, sejumlah perusahaan migas baik di dalam maupun luar negeri serta industri penunjangnya bakal berpartisipasi sebagai peserta pameran IPA Convex 2019. Diharapkan, acara IPA Convex 2019 sanggup menjadi sarana bagi para pemangku keperluan untuk saling curah ide demi menaikkan lagi investasi migas masuk ke Indonesia.